Cerita Sejarah dan Budaya
Aku kembali menulis lagi, setelah hari kemarin absen karna kecapekan setelah membenahi beberapa bagian rumah yang rusak. Keluargaku mengajarkan pada anak-anaknya untuk lebih menekankan memperbaiki dari pada menganti yang baru, entah kenapa, setelah aku fikir-fikir ternyata mereka ingin memberi pembelajaran bagi anak-anak mereka tentang menggargai sebuah sejarah yang sudah terjadi dan menjaga bukti-bukti sejarah itu. Benar, rumah yang saat ini aku tinggali sudah berdiri sejak tahun 1927 dan rumah yang berarsitektur kuno ini sudah ditempati 3 generasi dan pastinya sejarah keluargaku banyak terukir di sini, juga sedikit sejarah tentang kolonialnisme belanda dan penjajahan jepang juga ada di rumah ini. Sebelum nenek meninggal, aku pernah bertanya gaya para sejarawan yang mencari sumber untuk di tulis tentang rumah yang berarsitektur kuno ini, nenek menceritakan kalo sebenarnya rumah ini di bangun oleh ayahnya ketika kolonial masuk di wilayah ini rumah mereka di rampas dan mereka di usir. Mereka lalu pindah di kebun dan pastinya membuat tempat berteduh juga lah, tapi tempat berteduh itu aku tak pernah menjumpainya dan nenek tidak memberikan keterangan yang jelas tentang itu. Rumah yang ku tinggali sekarang ini menurut kesaksian nenek setelah jatuh ke tangan kolonial di jadikan tempat penjara bagi para sesepuh dan pejuang yang sangat gigih dan heroik memperjuangkan kemerdekaan di daerah pesisir sini. Cerita yang di paparkan nenek ini dapat dikorelasikan zaman akhir kolonial atau agresi militer yang terjadi di Indonesia karnan nenek sering menyebut orang-orang belanda (londo) dalam cerita itu. Lebih heroik lagi nenek menceritkan salah satu sejarah kamar di rumah ini yang mana dalam kamar yang pernah menjadi penjara dengan tebal 15cm dengan kayu jati yang sampai saat ini di simpan keluargaku itu, pernah meninggal salah seorang pejuang sekaligus tokoh masyarakat yang memperjuangkan daerah sini di ruangan itu ketika di penjara oleh belanda. Sejarah tentang rumah ini lebih meyakinkan ku ketika mau membuat kamar mandi di sebuah ruang di rumah ini beberapa tahun lalu, aku menggali bersama bapak dan banyak menemukan kepingan uang logam yang di pergunakan di zaman penjajahan kala itu dan atas ketidak fahaman dan berdasarkan pengetahuan yang minim uang logam itu ikut terbuang bersama pasir yang aku gali di dalam.
Kesederhanaan memang sudah melekat dalam kehidupanku, sesekali kalau keluargaku mendapatkan sedikit rejeki aku selalu menyempatkan menabung untuk pergi berkelana ke tempat-tempat yang aku belum pernah kunjungi, Ngetrip kalo istilah sekarang hehehehe. Memang kegemaran berkelana ke tempat-tempat baru dan belajar lebih memahami situasi hidup dan belajar tentang keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia menjadi tujuan perjalanan ku dan yang pasti teman dan sodara baru akan aku temui di sana. Tapi jangan di bayangkan seperti para backpacker yang pengembaraannya mewah seperti di TV, gaya pengembaraanku sangat jauh dari model atau gaya pengembaraan mereka (modal mempengaruhi model) yang bagi aku sangat berkelas. Aku masih punya impian yang entah sampai kapan ku dapat mewujutkannya, impian keliling Indonesia dan mampu mengarsipkan budaya dalam bentuk tulisan atau video/film menjadi impian yang masih akan saya kejar. Yah... Aku berfikir dengan hoby ku yang suka berkelana harus ada sebuah manfaat yang akan di dapat lah untuk di ceritakan di anak cucu kelak sebagai bukti sejarah perjalanan hidup ku nantinya.
Paling tidak aku bisa bercerita pada anak ku nanti.
"Bapak dulu pernah jalan-jalan keliling Indonesia le, ini foto-fotonya.... Selain itu ini ada video/film yang bapak buat pas jalan2 dengan tujuan mengarsipkan budaya yang bapak saksikan masa itu".
Dengan berburuksangka sedikit pada budaya masyarakat Indonesia yang saat ini sudah banyak yang di tinggalkan oleh generasi mudanya, ya contoh saja; tari tradisional, kesenian wayang kulit atau wayang apapun yang semakin sedikit peminatnya terutama kaum mudanya, pokoknya yang berbau tradisional sekarang ini makin di tinggalkan lah pokoknya. Tapi ada juga beberapa anak muda yang masih merawat tradisi-tradisi leluhur seperti itu, yah.... Paling tidak membawa angin segar bagi para leluhur yang sudah menciptakan budaya itu sendiri.
Sangat banyak persoalan kebudayan kalau mau kita fahami sobat, mungkin kalo saya mampu menceritakan akan ada 3 tulisan selanjutnya yang membahas tentang budaya kita secara general, itu belum mendalam membahas mengenai perkembangan dinamikanya. Yah... Begitulah kondisi Negara kita tercinta, awas loh ini bukan kritik atau menjatuhkan atau apalah itu namanya, tapi ini tentang sebuah pengalaman, cerita, dan buah fikir yang masih gak jelas. Tapi ku harap ini menjadi informasi bagi sobat pembaca kalo Indonesia sangat indah sekali dengan berbagai keanekaragaman hayati, fauna, budaya, juga bahasanya.
Bagi sobat kelana yang berkenan memberi masukan tentang penulisan dan pengetahuan tentang dunia menulis bisa langsung tulis di kolom komentar atau langsung di email aja alamatnya ada di profil penulisnya hehehe.
"Menerima segala masukan"
Selamat beristirahat sobat kelana.
Sangat banyak persoalan kebudayan kalau mau kita fahami sobat, mungkin kalo saya mampu menceritakan akan ada 3 tulisan selanjutnya yang membahas tentang budaya kita secara general, itu belum mendalam membahas mengenai perkembangan dinamikanya. Yah... Begitulah kondisi Negara kita tercinta, awas loh ini bukan kritik atau menjatuhkan atau apalah itu namanya, tapi ini tentang sebuah pengalaman, cerita, dan buah fikir yang masih gak jelas. Tapi ku harap ini menjadi informasi bagi sobat pembaca kalo Indonesia sangat indah sekali dengan berbagai keanekaragaman hayati, fauna, budaya, juga bahasanya.
Bagi sobat kelana yang berkenan memberi masukan tentang penulisan dan pengetahuan tentang dunia menulis bisa langsung tulis di kolom komentar atau langsung di email aja alamatnya ada di profil penulisnya hehehe.
"Menerima segala masukan"
Selamat beristirahat sobat kelana.
Sip... Tinggal penataan bahasa dan alur cerita yang perlu di re konstruksi ulang... Artinya berbicara sejarah ada waktu dan tempat yang harus di sebutkan... Biar tidak salah tangkap... Ini pengetahuan atau hanya sekedar dongeng.... Begitu juragan... Terima kasih
BalasHapusTrima kasih bos, sudah meluangkan waktu buat membaca tulisan yg masih amburadul ini hehehe.
HapusPengenya sih buat sebuah cerita atau dongeng dengan muatan pengetahuan soalnya terlalu membosankan sih klo membaca tulisan2 mengenai pengetahuan dengan gaya akademisi, takutnya gak nyentuh semua kalangan bos.