Awal menulis

Satu langkah pertama untuk mengawali sebuah tindakan yang masih menjadi mitos dalam hidup ku memang tidaklah mudah, terlebih istiqomah yang nantinya sangat licin untuk dipertahankan.
Tindakan seperti ini memang sudah pernah aku lakukan benerapa tahun lalu, tapi dalam perjalanannya istiqomah yang seharusnya terjaga lepas terhempas terbang bersama sebuah angin kemewahan semu.
Aku pun masih gamang tentang tindakanku kali ini, apa ini sebuah pelarian dalam kemelut jiwa atau malah hanya pengisi waktu kosong kala ngopi di warung WIFI, temanku selalu sibuk dengan smartphone mereka, bermain game online yang menjadikan mereka tidak semakin smart seperti handphone mereka. Jangan terlalu serius sobat ini hanya ocehan orang yang sedang frustasi,binggung atau lebih kekinianya GALAU mungkin.
Aku ingin sedikit bercerita sedikit tentang bagaimana aku memberanikan diri membuat halaman ini dan mengisinya dengan tulisan-tulisan yang compang-camping, kalian juga terkadang berfikir ini tulisan unfaedah banget sih heheheh. Itu wajar sobat namanya juga awal menulis.
Ceritanya aku sering sekali berdiskusi dengan teman-teman perguruan tinggi baik yang negeri maupun suasta untuk mengalirkan pemikiranku. Tapi Jangan berbaiksangka dulu ya, aku tidak sering membaca buku seperti yang kalian kira loh, tidak seperti teman-temanku yang sering membaca dan suaranya menggelegar di ruang-ruang duskusi. Satu hari aku disadarkan oleh teman ku saat ngopi santai dan bercengkrama, kurang lebih begini kata-kata dari teman ku "otakmu tidak selamanya akan mampu menampung semua pemikiranmu teman, manfaatkanlah otakmu sebaik mungkin dengan sedikit bantuan dari kedua tanganmu dan kau buatlah sebuah tulisan lalu publikasikan, selain itu Pungutlah keberanian dalam diri lalu patri dalam jiwamu". Awalnya aku hanya menganggap itu hanya kata-kata penghangat di waktu ngopi saja, tapi sebelum aku terlelap tidur kata-kata itu selalu merongrong isi kepalaku dan menusuk-nusuk dalam hatiku. Tetapi akhirnya aku terlelap juga, anehnya saat aku terbangu dari tidur sepertihanya anak-anak yang lain aku selalu memeriksa smartphon terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempat tidur. Aku heran saat membuka salah satu akun sosial media dan ku temukan foto kakek tua dengan tulisan dibawahnya. Kata yang tertulis kurang lebih seperti ini "jika kamu ingin abadi dan dikenang maka menulislah".
Dari situlah aku semakin memikirkan tentang dua kejadian yang tidak sengaja dan mungkin hal yang biasa kita temukan di dalam kehidupan, tapi pikiran dan perasaan tak mampu ku dustai. Otak ku selalu terfikirkan dua kejadian sambil bertanya-tanya tentang maksut kejadian itu, sebelum akhirnya seorang pemuda yang lemah pemikiran dan hati ini memberanikan diri membuat sedikit perubahan dalam kebiasaan hidupnya.
Mencoba menuliskan sedikit pengalaman ku yang masih compang-camping, juga mengasah keterampilan menulis bagiku lebih mulia daripada membiarkan kebodohan bertahta dalam hidupku. Kalo kata orang-orang pesisir "salah benar coba dulu mumpung masih ada waktu".
Yah seperti itulah sedikit perjalanan yang kemarin aku alami tentang gejolak jiwa yang tak kenal waktu dan tempat. Dan bagi sobat penikmat langkah jangan pernah menolak kemauan hati nurani atau malah mencoba untuk berbohong, karna nantinya akan malah memberatkan bagi langkah yang akan kamu lakukan di hari-hari esok.

Komentar